• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

Surabaya sebagai Kota Lendir: Identitas dan Lokalitas Surabaya dalam Kitab Syair Diancuk Jaran

Kategori: Penelitian Sastra

 

Peneliti : Mashuri

Tanggal Penelitian : 01-01-2007

Abstrak :

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap relasi sastra sebagai dokumen pengetahuan tentang Surabaya dengan perkembangan kota Surabaya yang berkaitan dengan identitas, lokalitas, dan berbagai persoalannya sepanjang sejarah. Penelitian ini dilakukan dalam kerangka kajian budaya. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan puisi yang berjudul Kitab Syair Diancuk Jaran karya Indra Tjahjadi. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, studi teks, dan komparasi dengan melacak jejak teks lain dalam Kitab Syair Diancuk Jaran.

Penelitian ini menghasilkan hal-hal berikut. Pertama, Kitab Syair Diancuk Jaran memberikan stereotip terhadap Surabaya dengan sebuah perspektif bahwa Surabaya adalah kota mesum. Surabaya juga marak dengan berbagai persoalan kota, seperti masalah moral (kriminalitas, pelanggaran nilai-nilai, dan prostitusi), kultural (jati diri Surabaya sebagai kota Pahlawan), dan sosial (nasib orang-orang pinggiran, seperti pengemis dan gelandangan). Kedua, Kitab Syair Diancuk Jaran  memiliki gaya ungkap dan ucap khas Surabaya. Ketiga, bahasa atau tema yang digunakan selalu mengarah pada seksualitas yang mengindikasikan tafsir identitas Surabaya sebagai “kota buaya” yang dalam meta-teksnya menyimpan makna yang berkonotasi pada selingkuh, kepura-puraan, dan seksualitas yang menyimpang. Cara pandang teks sangat kuat menyaran bahwa Surabaya adalah “kota lendir”. Keempat, cara pandang tersebut berbeda dengan  kemapanan perspektif yang selama ini dikonstruksikan pada Surabaya dengan label yang lebih positif sebagai kota ziarah, kota pahlawan, dan kota pelabuhan yang dilandasi dengan “karakter arek” yang spontan, egaliter, terbuka, dan kosmopolit. Hal itu membuka kemungkinan dialog sehingga diperoleh identitas dan lokalitas Surabaya dari perspektif beragam. Kelima, Kitab Syair Diancuk Jaran dapat diposisikan sebagai otokritik terhadap berbagai ketimpangan yang selama ini terjadi di Surabaya dan berusaha ditutup-tutupi yang berlawanan dengan karakter Surabaya yang sesungguhnya. Hal itu karena sebenarnya bukan sesuatu yang baru menganggap Surabaya sebagai kota mesum, tetapi anggapan itu seringkali tidak diungkap secara transparan.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Julius R. Sijaranamual
    Julius R. Sijaranamual adalah pengarang yang lahir di Sumba, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 21 September 1944. Dalam Biodata Sastrawan di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin Jakarta, ...
  • Tiga Kota
    Tiga Kota merupakan kumpulan cerpen Nugroho Notosusanto yang pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1959 (cetakan V, 1985). Dalam buku itu dimuat tujuh cerita pendek yang ...
  • Surabaya
    Surabaya merupakan novel karya Idrus yang diterbitkan oleh Merdeka Press pada tahun 1947. Karena substansi, novel itu sangat revolusioner. Novel Surabaya dapat dipergunakan sebagai alat ...
  • BAHASA INDONESIA DALAM INFORMASI DAN IKLAN DI RUANG PUBLIK KOTA PANGKALPINANG
    Peneliti : Drs. Umar Solikhan, M.Hum Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2013 Abstrak :Pemakaian bahasa Indonesia, khususnya dalam informasi dan iklan, di tempat umum di ...
  • Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar Kelas Tinggi Telukdalam, Nias Selatan
    Peneliti : Rehan Halilah Lubis Tanggal Penelitian : 01-03-2013 Abstrak :Penanaman nilai kecintaan terhadap karya sastra harus dimulai sejak pendidikan tingkat SD karena karya sastra mengandung nilai ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     

    Surabaya sebagai Kota Lendir: Identitas dan Lokalitas Surabaya dalam Kitab Syair Diancuk Jaran

    Kategori: Penelitian Sastra

     

    Peneliti : Mashuri

    Tanggal Penelitian : 01-01-2007

    Abstrak :

    Tujuan penelitian ini adalah mengungkap relasi sastra sebagai dokumen pengetahuan tentang Surabaya dengan perkembangan kota Surabaya yang berkaitan dengan identitas, lokalitas, dan berbagai persoalannya sepanjang sejarah. Penelitian ini dilakukan dalam kerangka kajian budaya. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan puisi yang berjudul Kitab Syair Diancuk Jaran karya Indra Tjahjadi. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, studi teks, dan komparasi dengan melacak jejak teks lain dalam Kitab Syair Diancuk Jaran.

    Penelitian ini menghasilkan hal-hal berikut. Pertama, Kitab Syair Diancuk Jaran memberikan stereotip terhadap Surabaya dengan sebuah perspektif bahwa Surabaya adalah kota mesum. Surabaya juga marak dengan berbagai persoalan kota, seperti masalah moral (kriminalitas, pelanggaran nilai-nilai, dan prostitusi), kultural (jati diri Surabaya sebagai kota Pahlawan), dan sosial (nasib orang-orang pinggiran, seperti pengemis dan gelandangan). Kedua, Kitab Syair Diancuk Jaran  memiliki gaya ungkap dan ucap khas Surabaya. Ketiga, bahasa atau tema yang digunakan selalu mengarah pada seksualitas yang mengindikasikan tafsir identitas Surabaya sebagai “kota buaya” yang dalam meta-teksnya menyimpan makna yang berkonotasi pada selingkuh, kepura-puraan, dan seksualitas yang menyimpang. Cara pandang teks sangat kuat menyaran bahwa Surabaya adalah “kota lendir”. Keempat, cara pandang tersebut berbeda dengan  kemapanan perspektif yang selama ini dikonstruksikan pada Surabaya dengan label yang lebih positif sebagai kota ziarah, kota pahlawan, dan kota pelabuhan yang dilandasi dengan “karakter arek” yang spontan, egaliter, terbuka, dan kosmopolit. Hal itu membuka kemungkinan dialog sehingga diperoleh identitas dan lokalitas Surabaya dari perspektif beragam. Kelima, Kitab Syair Diancuk Jaran dapat diposisikan sebagai otokritik terhadap berbagai ketimpangan yang selama ini terjadi di Surabaya dan berusaha ditutup-tutupi yang berlawanan dengan karakter Surabaya yang sesungguhnya. Hal itu karena sebenarnya bukan sesuatu yang baru menganggap Surabaya sebagai kota mesum, tetapi anggapan itu seringkali tidak diungkap secara transparan.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Julius R. Sijaranamual
    Julius R. Sijaranamual adalah pengarang yang lahir di Sumba, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 21 September 1944. Dalam Biodata Sastrawan di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin Jakarta, ...
  • Tiga Kota
    Tiga Kota merupakan kumpulan cerpen Nugroho Notosusanto yang pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1959 (cetakan V, 1985). Dalam buku itu dimuat tujuh cerita pendek yang ...
  • Surabaya
    Surabaya merupakan novel karya Idrus yang diterbitkan oleh Merdeka Press pada tahun 1947. Karena substansi, novel itu sangat revolusioner. Novel Surabaya dapat dipergunakan sebagai alat ...
  • BAHASA INDONESIA DALAM INFORMASI DAN IKLAN DI RUANG PUBLIK KOTA PANGKALPINANG
    Peneliti : Drs. Umar Solikhan, M.Hum Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2013 Abstrak :Pemakaian bahasa Indonesia, khususnya dalam informasi dan iklan, di tempat umum di ...
  • Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar Kelas Tinggi Telukdalam, Nias Selatan
    Peneliti : Rehan Halilah Lubis Tanggal Penelitian : 01-03-2013 Abstrak :Penanaman nilai kecintaan terhadap karya sastra harus dimulai sejak pendidikan tingkat SD karena karya sastra mengandung nilai ...
  • Julius R. Sijaranamual
    Julius R. Sijaranamual adalah pengarang yang lahir di Sumba, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 21 September 1944. Dalam Biodata Sastrawan di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin Jakarta, ...
  • Tiga Kota
    Tiga Kota merupakan kumpulan cerpen Nugroho Notosusanto yang pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1959 (cetakan V, 1985). Dalam buku itu dimuat tujuh cerita pendek yang ...
  • Surabaya
    Surabaya merupakan novel karya Idrus yang diterbitkan oleh Merdeka Press pada tahun 1947. Karena substansi, novel itu sangat revolusioner. Novel Surabaya dapat dipergunakan sebagai alat ...
  • BAHASA INDONESIA DALAM INFORMASI DAN IKLAN DI RUANG PUBLIK KOTA PANGKALPINANG
    Peneliti : Drs. Umar Solikhan, M.Hum Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2013 Abstrak :Pemakaian bahasa Indonesia, khususnya dalam informasi dan iklan, di tempat umum di ...
  • Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar Kelas Tinggi Telukdalam, Nias Selatan
    Peneliti : Rehan Halilah Lubis Tanggal Penelitian : 01-03-2013 Abstrak :Penanaman nilai kecintaan terhadap karya sastra harus dimulai sejak pendidikan tingkat SD karena karya sastra mengandung nilai ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa