Halaman Beranda
Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan
Ahli Bahasa
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Bahasa Daerah Di Indonesia
Duta Bahasa
KBBI
Penelitian Bahasa
Registrasi Bahasa
UKBI
Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah
Indeks Kemahiran Berbahasa
Revitalisasi Bahasa Daerah
Gejala Sastra
Hadiah/Sayembara Sastra
Karya Sastra
Lembaga Sastra
Media Penyebar/Penerbit Sastra
Pengarang Sastra
Penelitian Sastra
Registrasi Sastra Cetak
Registrasi Sastra Lisan
Registrasi Manuskrip
Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan
Statistik
Info
Peneliti : Puspa Ruriana dan Arif Izzak
Tanggal Penelitian : 01-01-2001
Abstrak :
Penelitian tentang sikap bahasa masyarakat Samin menjadi menarik dan perlu untuk diteliti mengingat kekhasan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Samin dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Masyarakat Samin muncul dari adanya suatu ajaran Saminisme yang mengandung sebuah konsep penolakan terhadap budaya kolonial Belanda dan kapitalisme yang muncul pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap bahasa masyarakat Samin terhadap bahasa yang berkembang di lingkungan mereka. Sikap bahasa memiliki tiga komponen, yaitu (1) komponen kognitif, (2) komponen afektif, dan (3) komponen konatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, masyarakat Samin bersikap sangat positif terhadap bahasa Jawa. Hal ini terbukti dengan penggunaan bahasa Jawa sebagai secara luas yang mencerminkan kesenangan dan kecintaan mereka menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan mereka sehari-hari. terhadap bahasa Indonesia masyarakat Samin juga bersifat positif. Sikap positif ini terutama terjadi pada generasi muda. Generasi muda merupakan golongan yang sadar akan arti penting bahasa bahasa Indonesia di dalam kehidupan mereka. Lain halnya dengan golongan tua yang cenderung bersikap mendua terhadap bahasa Indonesia. Golongan tua secara kognitif mengakui akan arti penting bahasa Indonesia, akan tetapi secara afektif dan konatif kurang peduli akan perlunya pelestarian bahasa Indonesia. Terhadap bahasa Inggris masyarakat Samin cenderung bersikap negatif. Masyarakat Samin mengenal bahasa bahasa Inggris baru pada tingkat pengenalan dan pembelajaran dan belum sampai pada kemampuan berkomunikasi. Golongan tua menganggap bahasa Inggris perlu hanya untuk alasan-alasan instrumental dan tuntutan zaman yang menganggap bahasa Inggris sangat dibutuhkan dewasa ini. Keengganan golongan tua terhadap bahasa Inggris berkaitan dengan sejarah bangsa yang menganggap bahwa bahasa asing atau bahasa Inggris merupakan penjajah.