Peneliti : Ny. Anis Aminoedin, dkk.
Tanggal Penelitian : 01-01-1991
Abstrak :
Naskah cerita “Sri Tanjung” sangat terkenal di sekitar Banyuwangi dan Bali, tetapi tidak dikenal di daerah lain. Pelestarian naskah itu tidak cukup dengan disimpan dan dipelihara saja, tetapi harus diselidiki dan diinventarisasi, baik identitas, bentuk, maupun isinya. Penelitian terdahulu berhasil membandingkan antarversi naskah cerita “Sri Tanjung” yang terdapat di Bali dan Banyuwangi. Dengan latar belakang itu, penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran sebagaimana adanya tentang naskah cerita “Sri Tanjung” di Banyuwangi, yang meliputi transliterasi, penetapan identitas, deskripsi isi, dan membandingkan bahasa dalam naskah cerita “Sri Tanjung” di Banyuwangi dengan serat “Sri Tanjung” Prijono. Teori yang gunakan dalam penelitian ini adalah teori filologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-interpretatif atau kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka, observasi, dan wawancara. Pengolaan data dilakukan melalui pengkartuan, transkripsi, dan pembandingan.
Simpulan penelitian ini adalah bahwa naskah cerita “Sri Tanjung” di Banyuwangi merupakan salah satu versi naskah cerita “Sri Tanjung” yang ada dan isinya masih hidup di kalangan masyarakat Banyuwangi, bahkan dianggap cerita itu benar-benar terjadi. Naskah itu berperan sebagai alat penghibur. Naskah cerita “Sri Tanjung” di Banyuwangi memunyai beberapa ciri, yaitu bertuliskan huruf Arab Pegon berbahasa Jawa Pertengahan yang sudah baru, ditulis di atas kertas yang sudah agak rusak berukuran 17 X 21 cm, diperkirakan ditulis pada tahun 1671 AJ atau 1746 AD, dan berbentuk tembang macapat. Perbedaan dengan naskah cerita “Sri Tanjung” Prijono adalah bahwa naskah cerita “Sri Tanjung” Prijono telah direkonstruksi oleh Prijono untuk mendapatkan pakem cerita “Sri Tanjung”. Cerita “Sri Tanjung” merupakan cerita percintaan yang mengandung ajaran moral bahwa yang baik dan benar akan mendapat pahala, sedangkan yang jahat dan salah akan mendapat hukuman. Dengki dan fitnah akan membawa kehancuran,