• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

Penelitian Bentuk Sapaan Bahasa Jawa Dialek Jawa

Kategori: Penelitian Bahasa

 

Peneliti : Panyono Pardiono, dkk.

Tanggal Penelitian : 01-01-1986

Abstrak :

Bentuk sapaan dalam bahasa Jawa dikenal sangat kompleks. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa masyarakat pemakai bahasa Jawa adalah masyarakat yang berlatar belakang politik (sebelum merdeka) nondemokratis. Masyarakat yang demikian menyebabkan terjadinya pola bahasa tersendiri, termasuk bentuk sapaan. Ditambah lagi adanya bermacam-macam dialek bahasa Jawa, menjadikannya sangat relevan untuk diteliti. Dalam penelitian ini, yang dimaksud adalah bentuk sapaan dialek Jawa Timur. Penelitian ini akan memperkaya khasanah pemerian bahasa Jawa. Walaupun tidak seluruh wilayah dan komunitas dapat diteliti, wilayah Surabaya, Malang, dan Probolinggo dirasa cukup mewakili sebagai sampel. Kerangka teori yang dipakai adalah teori sosiolinguistik sebagaimana dipakai oleh Fishman (1971, 1972) dan Tanner (1974) karena memang pada dasarnya, bentuk sapaan adalah masalah sosiolinguistik.

Hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut. Pertama, bentuk sapaan nonkekerabatan, contohnya bapak guru, pak kades  dan lain-lain. Kedua,  bentuk sapaan kekerabatan. Bentuk sapaan ini dipakai untuk menyapa orang yang masih berada dalam lingkungan kerabat, seperti bapak, ibu, mas,, dan lain-lain. Ketiga, bentuk sapaan semu. Bentuk sapaan ini adalah bentuk sapaan kekerabatan, tetapi dipakai untuk menyapa orang di luar lingkungan kerabat, misalnya cak dipakai untuk memanggil senior di luar lingkungan kerabat.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk sapaan dialek Jawa Timur dapat dikelompokkan menjadi dua kelompk besar, yaitu bentuk sapaan kekerabatan dan bentuk sapaan nonkekerabatan. Ada satu bentuk sapaan lagi, yaitu bentuk sapaan yang dipakai pada media. Penelitian ini menyarankan agar dapat diteliti bentuk sapaan dari luar bahasa Jawa dialek Jawa Timur; misalnya; om, tante dan lain-lain. Bentuk sapaan  yang dipakai dalam lingkungan keturunan Tionghoa dan Arab. Bentuk sapaan pada remaja dan frekuensi pemakaian bentuk sapaan.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Jawa
    Provinsi Aceh Bahasa Jawa yang berada di wilayah Provinsi Aceh dituturkan di Desa Sidorejo, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil; Desa Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh ...
  • Jawa
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat; Desa Sengon Sari, ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     

    Penelitian Bentuk Sapaan Bahasa Jawa Dialek Jawa

    Kategori: Penelitian Bahasa

     

    Peneliti : Panyono Pardiono, dkk.

    Tanggal Penelitian : 01-01-1986

    Abstrak :

    Bentuk sapaan dalam bahasa Jawa dikenal sangat kompleks. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa masyarakat pemakai bahasa Jawa adalah masyarakat yang berlatar belakang politik (sebelum merdeka) nondemokratis. Masyarakat yang demikian menyebabkan terjadinya pola bahasa tersendiri, termasuk bentuk sapaan. Ditambah lagi adanya bermacam-macam dialek bahasa Jawa, menjadikannya sangat relevan untuk diteliti. Dalam penelitian ini, yang dimaksud adalah bentuk sapaan dialek Jawa Timur. Penelitian ini akan memperkaya khasanah pemerian bahasa Jawa. Walaupun tidak seluruh wilayah dan komunitas dapat diteliti, wilayah Surabaya, Malang, dan Probolinggo dirasa cukup mewakili sebagai sampel. Kerangka teori yang dipakai adalah teori sosiolinguistik sebagaimana dipakai oleh Fishman (1971, 1972) dan Tanner (1974) karena memang pada dasarnya, bentuk sapaan adalah masalah sosiolinguistik.

    Hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut. Pertama, bentuk sapaan nonkekerabatan, contohnya bapak guru, pak kades  dan lain-lain. Kedua,  bentuk sapaan kekerabatan. Bentuk sapaan ini dipakai untuk menyapa orang yang masih berada dalam lingkungan kerabat, seperti bapak, ibu, mas,, dan lain-lain. Ketiga, bentuk sapaan semu. Bentuk sapaan ini adalah bentuk sapaan kekerabatan, tetapi dipakai untuk menyapa orang di luar lingkungan kerabat, misalnya cak dipakai untuk memanggil senior di luar lingkungan kerabat.

    Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk sapaan dialek Jawa Timur dapat dikelompokkan menjadi dua kelompk besar, yaitu bentuk sapaan kekerabatan dan bentuk sapaan nonkekerabatan. Ada satu bentuk sapaan lagi, yaitu bentuk sapaan yang dipakai pada media. Penelitian ini menyarankan agar dapat diteliti bentuk sapaan dari luar bahasa Jawa dialek Jawa Timur; misalnya; om, tante dan lain-lain. Bentuk sapaan  yang dipakai dalam lingkungan keturunan Tionghoa dan Arab. Bentuk sapaan pada remaja dan frekuensi pemakaian bentuk sapaan.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Jawa
    Provinsi Aceh Bahasa Jawa yang berada di wilayah Provinsi Aceh dituturkan di Desa Sidorejo, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil; Desa Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh ...
  • Jawa
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat; Desa Sengon Sari, ...
  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Jawa
    Provinsi Aceh Bahasa Jawa yang berada di wilayah Provinsi Aceh dituturkan di Desa Sidorejo, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil; Desa Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh ...
  • Jawa
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat; Desa Sengon Sari, ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa