Peneliti : Leo Idra Ardiana, dkk.
Tanggal Penelitian : 01-01-1992
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap derajat dan tipe kedwibahasaan Jawa–Madura siswa kelas VI Sekolah Dasar Kabupaten Pasuruan serta dampaknya dan perbedaan perolehan bahasa Indonesia siswa kelas VI Sekolah Dasar Kabupaten Pasuruan yang berlatar belakang ekabahasa Jawa dengan yang berlatar belakang dwibahasa Jawa–Madura. Data yang digunakan adalah ujaran yang diucapkan oleh murid kelas VI Sekolah Dasar se-Kabupaten Pasuruan. Sumber data penelitian ini adalah murid kelas VI Sekolah Dasar se-Kabupaten Pasuruan.
Hasil penelitian ini telah mengungkap derajat dan tipe kedwibahasaan Jawa–Madura serta dampaknya terhadap pemerolehan bahasa Indonesia. Derajat kedwibahasaan Jawa–Madura siswa kelas VI Sekolah Dasar Kabupaten Pasuruan hasil tes kloz adalah (1) AB, berarti menguasai bahasa pertama (Jawa) dan bahasa kedua (Madura) sama baiknya, sebanyak 18,35%, (2) ab, berarti menguasai bahasa pertama dan bahasa kedua dengan tidak baik, sebanyak 38, 53%, dan (3) Ab, berarti menguasai bahasa pertama secara baik dan bahasa kedua dengan tidak baik, sebanyak 43,12%. Tipe kedwibahasaannya dapat dikelompokan ke dalam tiga tipe, yaitu kedwibahasaan (penguasaan dua bahasa secara seimbang) sejak masa kecil (infant bilingualism) disingkat TKI sebanyak 22,93%, kedwibahasaan masa kanak-kanak (child bilingualism) disingkat TK2 sebanyak 41,29%, dan kedwibahasaan masa remaja (adolescent bilingualism) disingkat TK3 sebanyak 35,78%. Dampak kedwibahasaan terhadap siswa tersebut positif, dalam arti kelompok siswa dwibahasawan memunyai kemampuan berbahasa Indonesia lebih baik daripada kelompok siswa ekabahasawan Jawa. Sementara itu, dampak terhadap perolehan bahasa berhubungan dengan tipe kedwibahasaannya. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa siswa kelas VI Sekolah Dasar Kabupaten Pasuruan menguasai bahasa Jawa lebih baik daripada bahasa Madura sejak masa kanak-kanak (TK2).