Peneliti : Bambang Wibisono, dkk.
Tanggal Penelitian : 01-01-2008
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan system dan struktur wacana bahasa jika dikaji melalui sarana yang digunakan, partisipasi peserta tutur, struktur wacana percakapan, pola alih gilir tutur, dan penanda kohesi dalam wacana bahasa Madura. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyimak dan mencatat aktivitas bertutur yang dilakukan oleh informan.
Penelitian ini menghasilkan hal-hal berikut. Pertama, wacana bahasa Madura dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu wacana lisan dan tulis. Wacana lisan digunakan untuk melayani fungsi transaksional dan interaksional. Berdasarkan suasana, topik, dan tujuannya,diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu asapa’an, tor-catoran, dan bhak-rembhak. Sebagai sarana percakapan, wacana percakapan dibangun oleh tiga segmen utama, yaitu segmen awal, segmen inti, dan segmen akhir/penutup. Dalam wacana percakapan formal kehadiran ketiga unsur pembangun wacana bersifat wajib, sedangkan pada wacana percakapan tidak formal bersifat tidak wajib. Akan tetapi, dalam percakapan monolog, segmen ini selalu hadir, baik dalam percakapan formal maupun tidak formal. Dalam wacana percakapan ditemukan mekanisme pergantian, yakni alih gilir tutur dengan pola pertanyaan-jawaban, pertanyaan-pertanyaan, pertanyaan bermaksud mengajukan permintaan-pertanyaan yang bermakna penolakan, imperative-pernyataan, imperative pertanyaan, dan penyataan-pernyataan mengandung implikatur. Dalam wacana terdapat kohesi gramatikal dan penanda kohesi leksikal. Penanda kohesi gramatika, yaitu referensi, substitusi, ellipsis, dan relasi konjungtif. Penanda kohesi leksikal, yaitu reiterasi, kesinoniman, keantoniman, kehiponiman, kemeroniman, dan kolokasi. Penutur bahasa Madura mempunyai pengetahuan yang sama tentang siapa yang diajak berbicara. Pengetahuan tentang mitra tutur berhubungan dengan usia, hubungan kekerabatan, status partisipan tutur di dalam percakapan, ranah bertutur, kesediaan partisipan tutur di dalam percakapan, ranah bertutur, dan kesediaan partisipan tutur untuk saling mengadakan percakapan.