• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

Kontak Bahasa Antara Komunitas Tutur Bahasa Bajo dan Komunitas Tutur Bahasa Samawa di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat

Kategori: Penelitian Bahasa

 

Peneliti : Kasman,S.Pd.,M.Hum.

Tanggal Penelitian : 05-03-2007

Abstrak : ABSTRAK Penelitian ini mencoba mengangkat beberapa permasalahan antara lain: 1) Bagaimanakah wujud adaptasi linguistik daerah kantong Bajo terhadap komunitas yang berpenutur bahasa Samawa dan sebaliknya?; 2) Segmen sosial mana yang lebih dominan melakukan adaptasi linguistik pada masing-masing kantong (daerah pengamatan)?; 3) Faktor apa saja yang memengaruhi dominannya suatu segmen sosial mengadakan adaptasi linguistik?; dan 4) Daerah pengamatan mana yang lebih dominan melakukan adaptasi linguistik? Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan di atas, data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data kebahasaan dan data nonkebahasaan. Data kebahasaan dijaring dengan menggunakan metode wawancara langsung, sedangkan data nonkebahasaan dijaring dengan menggunakan metode wawancara dan observasi langsung. Selanjutnya, data kebahasaan yang dikumpulkan tadi akan dianalisis menggunakan metode padan intralingual dan metode kuantitatif. Sementara itu, data nonkebahasaan yang berhasil dikumpulkan akan dianalisis menggunakan metode analisis jalinan (flow model of anaysis). Dari penerapan ketiga metode analisis di atas, diperoleh gambaran bahwa komunitas tutur bahasa Bajo pada ketiga daerah pengamatan cenderung melakukan adaptasi terhadap bahasa Samawa. Sementara itu, komunitas tutur bahasa Samawa tidak melakukan adaptasi sama sekali terhadap bahasa Bajo. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: faktor ekonomi, sosial, dan politik. Selanjutnya, ketiga daerah pengamatan di atas, tidak melakukan adaptasi pada taraf intensitas yang sama. Dalam hubungannya dengan hal ini, daerah pengamatan pertama dan kedua lebih intens melakaukan adaptasi linguistik dibandingkan dengan daerah pengamatan ketiga. Hal itu mengisyaratkan bahwa dua daerah sebelumnya lebih sering melakukan kontak sosial dengan komunitas tutur bahasa Samawa dibandingkan daerah pengamatan terakhir. Dalam hubungannya dengan campur kode, penutur bahasa Bajo biasanya menggunakan bahasa Samawa secara bergantian (campur kode) dengan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan penutur bahasa Samawa, tetapi penutur bahasa Samawa cenderung tidak melakukan hal yang sama ketika berbicara denga penutur bahasa Bajo karena penutur bahasa Bajo pada umumnya menguasai bahasa Samawa. Sejalan dengan hal di atas, alih kode cederung dilakukan oleh penutur bahasa Bajo ke dalam bahasa Samawa dan Indonesia apabila dua penutur bahasa Bajo yang berkomunikasi menggunakan bahasa Bajo didatangi oleh penutur bahasa Samawa dan bahasa lain. Akan tetapi, penutur bahasa Samawa tetap akan menggunakan bahasa Samawa apabila dua penutur bahasa berkomunikasi mengguakan bahasa Samawa didatangi oleh penutur bahasa Bajo dan beralih kode ke dalam bahasa Indonesia apabila dua penutur bahasa Samawa berkomunikasi menggunakan bahasa Samawa didatangi oleh penutur bahasa lain.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Bajo
    Provinsi Jawa Timur Bahasa Bajo merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Sulawesi. Bahasa ini juga dituturkan oleh masyarakat yang berada di Desa Sepeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, ...
  • Bajo
    Provinsi Sulawesi Tengah Bahasa Bajo dituturkan oleh masyarakat di (1) Desa Bajo, Kecamatan Bolano, Kabupaten Parigi Moutong; (2) Desa Meli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala; (3) Desa ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     

    Kontak Bahasa Antara Komunitas Tutur Bahasa Bajo dan Komunitas Tutur Bahasa Samawa di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat

    Kategori: Penelitian Bahasa

     

    Peneliti : Kasman,S.Pd.,M.Hum.

    Tanggal Penelitian : 05-03-2007

    Abstrak : ABSTRAK Penelitian ini mencoba mengangkat beberapa permasalahan antara lain: 1) Bagaimanakah wujud adaptasi linguistik daerah kantong Bajo terhadap komunitas yang berpenutur bahasa Samawa dan sebaliknya?; 2) Segmen sosial mana yang lebih dominan melakukan adaptasi linguistik pada masing-masing kantong (daerah pengamatan)?; 3) Faktor apa saja yang memengaruhi dominannya suatu segmen sosial mengadakan adaptasi linguistik?; dan 4) Daerah pengamatan mana yang lebih dominan melakukan adaptasi linguistik? Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan di atas, data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data kebahasaan dan data nonkebahasaan. Data kebahasaan dijaring dengan menggunakan metode wawancara langsung, sedangkan data nonkebahasaan dijaring dengan menggunakan metode wawancara dan observasi langsung. Selanjutnya, data kebahasaan yang dikumpulkan tadi akan dianalisis menggunakan metode padan intralingual dan metode kuantitatif. Sementara itu, data nonkebahasaan yang berhasil dikumpulkan akan dianalisis menggunakan metode analisis jalinan (flow model of anaysis). Dari penerapan ketiga metode analisis di atas, diperoleh gambaran bahwa komunitas tutur bahasa Bajo pada ketiga daerah pengamatan cenderung melakukan adaptasi terhadap bahasa Samawa. Sementara itu, komunitas tutur bahasa Samawa tidak melakukan adaptasi sama sekali terhadap bahasa Bajo. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: faktor ekonomi, sosial, dan politik. Selanjutnya, ketiga daerah pengamatan di atas, tidak melakukan adaptasi pada taraf intensitas yang sama. Dalam hubungannya dengan hal ini, daerah pengamatan pertama dan kedua lebih intens melakaukan adaptasi linguistik dibandingkan dengan daerah pengamatan ketiga. Hal itu mengisyaratkan bahwa dua daerah sebelumnya lebih sering melakukan kontak sosial dengan komunitas tutur bahasa Samawa dibandingkan daerah pengamatan terakhir. Dalam hubungannya dengan campur kode, penutur bahasa Bajo biasanya menggunakan bahasa Samawa secara bergantian (campur kode) dengan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan penutur bahasa Samawa, tetapi penutur bahasa Samawa cenderung tidak melakukan hal yang sama ketika berbicara denga penutur bahasa Bajo karena penutur bahasa Bajo pada umumnya menguasai bahasa Samawa. Sejalan dengan hal di atas, alih kode cederung dilakukan oleh penutur bahasa Bajo ke dalam bahasa Samawa dan Indonesia apabila dua penutur bahasa Bajo yang berkomunikasi menggunakan bahasa Bajo didatangi oleh penutur bahasa Samawa dan bahasa lain. Akan tetapi, penutur bahasa Samawa tetap akan menggunakan bahasa Samawa apabila dua penutur bahasa berkomunikasi mengguakan bahasa Samawa didatangi oleh penutur bahasa Bajo dan beralih kode ke dalam bahasa Indonesia apabila dua penutur bahasa Samawa berkomunikasi menggunakan bahasa Samawa didatangi oleh penutur bahasa lain.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Bajo
    Provinsi Jawa Timur Bahasa Bajo merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Sulawesi. Bahasa ini juga dituturkan oleh masyarakat yang berada di Desa Sepeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, ...
  • Bajo
    Provinsi Sulawesi Tengah Bahasa Bajo dituturkan oleh masyarakat di (1) Desa Bajo, Kecamatan Bolano, Kabupaten Parigi Moutong; (2) Desa Meli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala; (3) Desa ...
  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Bajo
    Provinsi Jawa Timur Bahasa Bajo merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Sulawesi. Bahasa ini juga dituturkan oleh masyarakat yang berada di Desa Sepeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, ...
  • Bajo
    Provinsi Sulawesi Tengah Bahasa Bajo dituturkan oleh masyarakat di (1) Desa Bajo, Kecamatan Bolano, Kabupaten Parigi Moutong; (2) Desa Meli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala; (3) Desa ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa