Venus merupakan dewi kecantikan dan dewi cinta bangsa Romawi kuno. Sejak semula mereka memujanya sebagai dewi musim semi, dewi tanaman anggur, bunga, dan sayuran. Lama- kelamaan orang Romawi memandang venus sebagai Aphrodite, dewi cinta bangsa Yunani kuno. Ia menjadi dewi cinta bagi bangsa Romawi dan kisahnya pun menyatu dengan kisah Aphrodite.
Venus dikisahkan berasal dari buih Lautan Tengah dan kawin dengan Vulcan, dewa pandai besi yang pincang dan buruk rupa. Ia mempunyai banyak kekasih, antara lain Mars, dewa perang, dan Mercuri, pesuruh bersayap dewa. Cupido, dewa asmara, adalah hasil hubungan Venus dengan Mercuri.
Venus mempunyai arti penting bagi orang Romawi. Ia dipandang sebagai ibunda umat manusia. Virgil, pujangga Romawi kuno, mengisahkan bagaimana Aeneas--anak BVenus dengan Anchises, Raja Darmanus, kerabat Raja Troya--melarikan diri dan terdampar di Itali dan kemudian menjadi pendiri bangsa Romawi. Konon, menurut cerita, Julius Caesar adalah keturunan langsung Iulius, yaitu anak Aeneas (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1991).
Dalam puisi Indonesia mitos Venus terungkap dalam dua sajak, yaitu sajak Hamidah "Akh! Venus" dan sajak Hamid Jabbar "Jakarta 2". Dari dua sajak tersebut, hanya sajak Hamidah "Akh! Venus" yang menggambarkan mitos Venus sebagaimana yang terdapat dalam mitos awalnya:
Akh! Venus, yang terang bercahaya-cahaya,
Mataku terpaut kepada sinarmu;
Cobalah kaulimpahkan satu bahagia,
Supaya jiwaku tiada jemu.
Akh! Venus, yang berkelip-kelip
di sebelah Barat
Sinar yang terang sebagai suluh,
Cobalah kauobati suatu darurat
Supaya jiwaku bersuka raya.
Akh! Venus, yang terang dari semua,
Lembut semarak, memberi cahaya;
Cobalah kaubuangkan suatu kecewa,
Supaya jiwaku bersuka raya.
Akh! Venus, yang hijau bersinar,
Sungguh! sinarmu ada terlebih;
Cobalah kaubuangkan suatu onar,
Supaya jiwaku tiada sedih.
Akh! Venus, dewi, dewi "Asmara malam"
Sinar wajahmu mengobarkan rindu;
Cobalah kaubisikkan suatu 'nalam',
Supaya "sukmaku terus 'beradu,".
(Hamidah: Akh! Venus")
Dalam sajak "Akh! Venus" karya Hamidah itu Venus digambarkan sebagai dewi asmara, yang mengobarkan rindu. Pemunculan mitos Venus dalam sajak Hamidah itu agaknya berfungsi untuk menggambarkan perasaan si aku lirik yang sedang didera derita asmara.
Selain dalam sajak Hamidah "Akh! Venus", mitos Venus juga terungkap dalam sajak Hamid Jabbar "Jakarta, 2". Namun, dalam sajak Hamid Jabbar tersebut, mitos Venus irmpilkan secara samar sehingga tidak begitu memberikan gambaran Venus sebagai dewi asmara sebagaimana yang terdapat dalam mitos bahasa. Bahkan dalam sajak "Jakarta, 2" karya Hamid Jabbar itu Venus yang berasal dari mitologi Barat seolah-olah dipertentangkan dengan mitos Putri Campa yang berasal dari mitologi Timur, seperti terbaca dalam bait pertama saja "Jakarta, 2":
Kita menuju Venus, katamu
Kuingat Malinkundang dan Putri Campa
...
(Hamid Jabbar: "Jakarta, 2")