• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
Minggu Pagi   (1948-...)
Kategori: Media Penyebar/Penerbit Sastra

 
 

Minggu Pagi didirikan oleh M. Wonohito (pimpinan harian Kedaulatan Rakyat) dan H. Samawi pada tanggal 7 April 1948 di Yogyakarta. Pada awalnya Minggu Pagi hanya menyediakan rubrik cerpen, di samping rubrik ilmu pengetahuan, artikel film, tradisi kedaerahan, objek wisata, olah raga, dan juga rubrik dari hati ke hati. Hal ini berbeda dengan majalah lain di Yogyakarta yang mempunyai rubrik puisi. Namun, kini, Minggu Pagi selain mempunyai rubrik cerpen, juga mempunyai rubrik puisi dan rubriksastra.

Minggu Pagi dikenal dengan moto "majalah enteng berisi" ini menjadi tempat berkreasi para sastrawan (dan calon sastrawan). Penyebaran yang sangat luas membuat jangkauan pembacanya juga lebih luas jika dibandingkan dengan majalah-majalah khusus sastra-budaya. Dengan demikian, imbalan (honorarium) yang diberikan untuk para pengarang juga pantas. Hal ini pula yang menjadi daya pikat tersendiri bagi sastrawan untuk mengirimkan naskah ke redaksi tersebut. Bagi sastrawan muda (sastrawan pemula), selain honor yang cukup menarik, Minggu Pagi juga membuka kesempatan seluas-luasnya untuk pemuatan karya mereka yang belum diakui oleh "penguasa" sastra di Jakarta. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa surat kabar ini merupakan partner/mitra kerja majalah-majalah sastra-budaya di Jakarta.

Ketika terjadi krisis ekonomi pada awal tahun 1960-an, untuk menutup kerugian, pihak pengelola Minggu Pagi memutuskan mengurangi jumlah halaman yang hanya menjadi delapan halaman dan hanya menjadi suplemen harian Kedaulatan Rakyat. Dengan cara seperti itu pelanggan harian tersebut diwajibkan membayar biaya tambahan. Setelah krisis tahun 1960-an lewat, Minggu Pagi kembali terbit sebagaimana biasa. Perannya dalam menampung karya berlanjut, seperti seperti yang tampak pada dasawarsa 1970-an—1980-an. Beberapa pengarang telah merasakan manfaat kehadiran koran itu.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Hujan Kepagian
    Hujan Kepagian merupakan kumpulan cerita pendek karya Nugroho Notosusanto, diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1958 (cetakan pertama), 1983 (cetakan ke-4), dengan tebal 83 halaman, ...
  • Pergeseran Nilai Budaya Minangkabau dan Refleksinya dalam Cerpen Harian Singgalanag Minggu: Sebuah Tinjauan Sosiokulturala
    Peneliti : Yulia Fitrina Tanggal Penelitian : 06-06-2006 Abstrak :-
  • Karakteristik Cerpen-cerpen di Harian Pagi Jawa Pos Tahun 1996 --- 2000
    Peneliti : Muhammad Amir Tohar Tanggal Penelitian : 01-01-2012 Abstrak :            Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakterististik ...
  • Pagi Ta` Bermatahari
    Judul : Pagi Ta` Bermatahari Bahasa : Indonesia Data Publikasi: Publikasi majalah Tahun Ke-II No. 3 Tgl.Publikasi 1954 Provinsi: Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota: Kota.Surabaya Kecamatan: Rungkut ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    Minggu Pagi   (1948-...)
    Kategori: Media Penyebar/Penerbit Sastra

     
     

    Minggu Pagi didirikan oleh M. Wonohito (pimpinan harian Kedaulatan Rakyat) dan H. Samawi pada tanggal 7 April 1948 di Yogyakarta. Pada awalnya Minggu Pagi hanya menyediakan rubrik cerpen, di samping rubrik ilmu pengetahuan, artikel film, tradisi kedaerahan, objek wisata, olah raga, dan juga rubrik dari hati ke hati. Hal ini berbeda dengan majalah lain di Yogyakarta yang mempunyai rubrik puisi. Namun, kini, Minggu Pagi selain mempunyai rubrik cerpen, juga mempunyai rubrik puisi dan rubriksastra.

    Minggu Pagi dikenal dengan moto "majalah enteng berisi" ini menjadi tempat berkreasi para sastrawan (dan calon sastrawan). Penyebaran yang sangat luas membuat jangkauan pembacanya juga lebih luas jika dibandingkan dengan majalah-majalah khusus sastra-budaya. Dengan demikian, imbalan (honorarium) yang diberikan untuk para pengarang juga pantas. Hal ini pula yang menjadi daya pikat tersendiri bagi sastrawan untuk mengirimkan naskah ke redaksi tersebut. Bagi sastrawan muda (sastrawan pemula), selain honor yang cukup menarik, Minggu Pagi juga membuka kesempatan seluas-luasnya untuk pemuatan karya mereka yang belum diakui oleh "penguasa" sastra di Jakarta. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa surat kabar ini merupakan partner/mitra kerja majalah-majalah sastra-budaya di Jakarta.

    Ketika terjadi krisis ekonomi pada awal tahun 1960-an, untuk menutup kerugian, pihak pengelola Minggu Pagi memutuskan mengurangi jumlah halaman yang hanya menjadi delapan halaman dan hanya menjadi suplemen harian Kedaulatan Rakyat. Dengan cara seperti itu pelanggan harian tersebut diwajibkan membayar biaya tambahan. Setelah krisis tahun 1960-an lewat, Minggu Pagi kembali terbit sebagaimana biasa. Perannya dalam menampung karya berlanjut, seperti seperti yang tampak pada dasawarsa 1970-an—1980-an. Beberapa pengarang telah merasakan manfaat kehadiran koran itu.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Hujan Kepagian
    Hujan Kepagian merupakan kumpulan cerita pendek karya Nugroho Notosusanto, diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1958 (cetakan pertama), 1983 (cetakan ke-4), dengan tebal 83 halaman, ...
  • Pergeseran Nilai Budaya Minangkabau dan Refleksinya dalam Cerpen Harian Singgalanag Minggu: Sebuah Tinjauan Sosiokulturala
    Peneliti : Yulia Fitrina Tanggal Penelitian : 06-06-2006 Abstrak :-
  • Karakteristik Cerpen-cerpen di Harian Pagi Jawa Pos Tahun 1996 --- 2000
    Peneliti : Muhammad Amir Tohar Tanggal Penelitian : 01-01-2012 Abstrak :            Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakterististik ...
  • Pagi Ta` Bermatahari
    Judul : Pagi Ta` Bermatahari Bahasa : Indonesia Data Publikasi: Publikasi majalah Tahun Ke-II No. 3 Tgl.Publikasi 1954 Provinsi: Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota: Kota.Surabaya Kecamatan: Rungkut ...
  • Hujan Kepagian
    Hujan Kepagian merupakan kumpulan cerita pendek karya Nugroho Notosusanto, diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1958 (cetakan pertama), 1983 (cetakan ke-4), dengan tebal 83 halaman, ...
  • Pergeseran Nilai Budaya Minangkabau dan Refleksinya dalam Cerpen Harian Singgalanag Minggu: Sebuah Tinjauan Sosiokulturala
    Peneliti : Yulia Fitrina Tanggal Penelitian : 06-06-2006 Abstrak :-
  • Karakteristik Cerpen-cerpen di Harian Pagi Jawa Pos Tahun 1996 --- 2000
    Peneliti : Muhammad Amir Tohar Tanggal Penelitian : 01-01-2012 Abstrak :            Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakterististik ...
  • Pagi Ta` Bermatahari
    Judul : Pagi Ta` Bermatahari Bahasa : Indonesia Data Publikasi: Publikasi majalah Tahun Ke-II No. 3 Tgl.Publikasi 1954 Provinsi: Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota: Kota.Surabaya Kecamatan: Rungkut ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa