Isteri Seorang Sahabat merupakan kumpulan cerita pendek karya Soewardi Idris yang diterbitkan tahun 1963 oleh Percetakan Nusantara Bukittinggi, Jakarta. Buku tersebut terdiri atas 92 halaman. Sampul muka diberi ilustrasi seorang wanita yang sedang menatap sebuah bukit. Sampul muka dibuat oleh Janain. Judul yang tertera di sampul muka diambil dari salah satu cerpen yang ada di dalamnya.
Buku itu memuat tujuh cerita pendek, yaitu (1) "Isteri Seorang Sahabat", (2) "Tak Tahukah Engkau", (3) "Sehat Berhati Tenteram", (4) "Peristiwa di Bukit Subang", (5) "Masa Silam telah Berlalu", (6) "Salah Cinta Di Simanau", dan (7) "Tiada Beriak".
Tiga cerita pendek yang dimuat dalam buku itu berlatar belakang pemberontakan PRRI. Dalam cerita "Isteri Seorang Sahabat" tokoh aku tidak sanggup menyampaikan kabar buruk kepada istri sahabatnya, bahwa sahabatnya itu sebenarnya sudah meninggal. Aku memberitahukan kepada istri sahabatnya itu, bahwa suaminya masih hidup. Sebagai akibatnya, ia harus menghidupi janda dan anak sahabatnya itu. Aku harus memberi mereka uang yang seolah-olah uang itu berasal dari sahabatnya.
Hubungan antara aku dan istri serta anak sahabatnya makin akrab sehingga menimbulkan perasaan yang lebih dari sekadar simpati dari kedua belah pihak. Namun, ketika perempuan itu mengetahui dari sumber lain, bahwa suaminya telah meninggal, ia mengajak Aku kawin. Aku menolak dengan alasan, bahwa Aku tidak mau menodai kenangan persahabatannya dengan almarhum. Di sisi lain, si janda merasa tersiksa karena cintanya tidak berbalas secara wajar.
Cerpen kedua, "Tak Tahukah Engkau", mengisahkan percintaan Tardi dan Mina yang bekerja di perusahaan percetakan. Di pihak lain, Iskandar (pemimpin percetakan) menekankan kepada pegawainya agar tidak "terlibat percintaan" dengan sesama pegawai. Apabila hal itu terjadi, salah seorang di antara keduanya harus keluar.
Cerpen "Sehat Berhati Tenteram" merupakan cerita romantis. Seorang pemuda jatuh cinta kepada seorang gadis dan akhirnya kawin dengan gadis itu sekalipun ayah gadis itu tadinya dimusuhinya karena menjiplak dan menjual karangannya.
Cerpen "Peristiwa di Bukit Subang" mengisahkan seorang anak buah yang menembak mati komandannya dalam hangat-hangatnya pertempuran karena cemburu, kemudian cerpen "Masa Silam Telah Berlalu" mengisahkan masa kecil Kamaruddin yang tidak bahagia. Cerpen "Salah Cinta di Simanau" mengisahkan Sahibul yang sedang jatuh cinta dan cerpen "Tiada Beriak" mengisahkan perjalanan cinta Sayuti dan Haryati yang mendapat godaan dari Jalal.
Dari ketujuh cerpen itu pengarang mengedepankan gagasan, bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus disertai pengorbanan karena tidak semua yang kita inginkan dapat diraih dengan mudah.
Dalam perkembangan sastra di Indonesia, Isteri Seorang Sahabat mendapat tanggapan beberapa pengamat sastra. H.B.Jassin dalam Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai IV yang diterbitkan oleh Gramedia tahun 1985 menyatakan bahwa cerita pendek dalam Isteri Seorang Sahabat merupakan prototip novel Dari Puncak Bukit Talang, kecuali cerita pertama dan terakhir. Selanjutnya, Jassin (1967) mengomentari, bahwa amanat cerpen "Tak Tahukah Engkau" kurang jelas. Di samping itu, larangan pemimpin perusahaan agak aneh meskipun beralasan bila dipandang dari pihak perusahaan. Meskipun demikian, predikat pengarang realis yang diberikan Jassin kepada Soewardi Idris tidaklah keliru.
Sementara itu, A. Teeuw dalam Sastra Indonesia Modern II, yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya tahun 1989 mengemukakan, bahwa karya Soewardi Idris yang berjudul Isteri Seorang Sahabat dalam hal mutu tidak kalah dengan cerita yang lain. Tema pokok diangkat dari pemberontakan PRRI. Kumpulan cerita pendek Isteri Seorang Sahabat yang berlatar belakang kota di Sumatra Barat itu pernah diteliti oleh Atisah dengan judul "Soewardi Idris dan Karyanya" (1999/2000).