| |
Keberangkatan merupakan salah satu novel karya Nh. Dini yang pertama kali diterbitkan oleh Pustaka Jaya, tahun 1977. Cetakan II diterbitkan oleh Gramedia tahun 1987. Novel Keberangkatan mengisahkan gadis Indo bernama Elisabeth yang jatuh cinta pada tanah air dan bangsa Indonesia. Dengan demikian, ketika terjadi aksi anti Belanda dan antibarat dalam masa pemerintahan Sukarno, Elisabeth Frissart tidak mau ikut keluarganya pindah ke negeri Belanda. Ia telah menjalin cinta dengan Sukoharjito, seorang pemuda dari Pulau Jawa, dan ingin setia kepadanya. Elisabeth benar-benar mendambakan dan menggantungkan dirinya kepada pemuda itu. Namun, usahanya itu sia-sia. Ia menjadi putus asa ketika mengetahui kekasihnya harus bertanggung jawab menikahi wanita yang dihamilinya. Selain itu, keberadaan Elisabeth yang tidak jelas orang tuanya pun menghambat hubungan cintanya dengan Sukoharjito yang masih memperhitungkan bibit, bobot, dan bebet untuk mencari jodohnya. Peristiwa itu tampak mengharukan ketika Elisabeth berusaha tabah dan datang pada upacara perkawinan kekasihnya dan menyerahkan cincin kepada kekasihnya.
Elisabeth sedih dan kecewa akan kelemahan dirinya. Ibunya merupakan pezinah sehingga ia merasa risau menentukan siapa ayahnya. Ia berusaha mencari ayah kandungnya dan berkat petunjuk kakak perempuannya ia berhasil menemukan dan merawat ayahnya yang sakit hingga kesehatannya pulih kembali. Namun, ayahnya yang pelukis miskin dan pemabuk itu tidak mau merengkuh anaknya dengan tulus. Laki-laki tua itu membiarkan Elisabeth yang meminta izin untuk kembali ke Belanda sehingga terpaksa gadis itu mengayunkan kakinya, "berangkat" ke negeri Belanda, keluarga ibunya.
Ketika menanggapi pertanyaan tentang pengaruh novel pada pendidikan, Nh. Dini mengatakan bahwa ia selalu menyuntikkan pikiran-pikirannya lewat pelaku novelnya, tingkah laku dan responsnya terhadap situasi atau reaksinya. Dini banyak menyatakan pikiran-pikiran mengenai hak wanita. Adapun sumber cerita yang diolah penulis adalah kehidupan yang disaksikan di sekitarnya sehingga menghadirkan kisah-kisah menarik dan akrab dengan dirinya.
Jakob Sumardjo (1977) berpendapat, bahwa novel itu merupakan kisah utuh dari semua kisah dalam novel Dini. Keberangkatan jauh lebih berhasil dalam bentuk daripada novel-novel sebelumnya. Keberangkatan memiliki bentuk persoalan dan bentuk cerita yang pasti, bulat, dan utuh. Problem yang dihadapi Elisa dipecahkan secara bertahap, tetapi akhirnya hancur oleh kenyataan pribadi. Semua bermula dari dirinya sendiri. Sifat egoisme orang Indo dalam novel itu tertumpuk pada diri Elisa. Gadis yang memiliki sejumput cinta murni terhadap tanah kelahirannya ini harus ia hancurkan sendiri lantaran kegagalan cintanya.
Th. Sri Rahayu Prihatmi (1977) menjelaskan, bahwa cara menyuguhkan masa lampau yang tak jelas pun memiliki kemenarikan yang cukup sebab tidak dengan serta merta Elisa mengetahui masa lampau yang gelap. Tampak ia yakin bahwa Frisart adalah ayahnya, terlebih karena sang ayah menunjukkan kasih seorang bapak. Prihatmi mengamati pula latar yang meyakinkan. Bukan hanya unsur material yang jelas dan baik pelukisannya sebab Dini pernah menghayati hidup sebagai pramugari, tetapi unsur sosial dalam latar pun hadir secara lengkap: adat-istiadat dunia penerbangan dan sebagainya sehingga kita pun mengerti adanya kelas-kelas sosial di dalamnya, yaitu bahwa yang biasa tugas terbang merasa lebih tinggi status sosialnya daripada yang tugas darat dan hal itu tercermin dalam pergaulan.
Putu Arya Tirtawirya (1977) menyatakan bahwa Dini menggarap latar cerita-ceritanya dengan suatu ketelitian yang mengagumkan. Daya observasinya kuat. Teknik bercerita dikuasai pengarang sehingga cerita bergerak cepat dan lincah. Gaya bahasa Dini sederhana dan sangat mudah dicerna pembaca awam.
Nh. Dini memang tertarik mengangkat tokoh perempuan, nasib, dan keinginannya untuk mendapatkan hak yang setidak-tidaknya sama dengan lelaki karena penulis merasa sedih melihat perlakuan laki-laki terhadap perempuan di Indonesia. Dini memang terlihat memfokuskan diri pada sekitar perlawanan atau keluh kesah kaum perempuan dalam masyarakat yang didominasi oleh laki-laki. Selain menyatakan pikiran-pikiran mengenai hak perempuan, ia juga ingin agar kaum lelaki memahami apa yang bergolak dalam pikiran perempuan, misalnya mengenai emansipasi.
Berikut sejumlah tulisan seputar novel Keberangkatan (1) Bunarti, Februari 1977. "Nasib Seorang Gadis Indo", Dewi; (2) Pamusuk Eneste. "Kisah Seorang Pramugari, Elisa, Suara Karya. VI (no.1808); (3) Korrie Layun Rampan, 10 Maret 1977, "Pengarang kenamaan Nh. Dini". Kedaulatan Rakyat; (4) Bambang Hidayat, 2 April 1977. "Resensi Buku", Kompas; (5) Jakob Sumardjo. 20 April 1977, "Keberangkatan Karya Nh. Dini", Pikiran Rakyat; (6) Th. Sri Rahayu Prihatmi, 21 April 1977, "Tragedi-Tragedi Kecil dalam Keberangkatan", Sinar Harapan; (7) Putu Arya Tirtawirya. "Gadis Indo Pramugari Udara", Sinar harapan, XVIII (no.5147).