• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
Pergaulan Orang Buangan di Boven Digul   (2002)
Kategori: Karya Sastra

 

Pergaulan Orang Buangan di Boven Digul ditulis oleh Mas Marco Kartodikromo dan disunting oleh Koesalah Soebagyo Toer. Buku ini diterbitkan pertama kali pada bulan November 2002 oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) setebal 178. Kumpulan cerita itu dimuat secara bersambung dalam 51 angsuran di surat kabar Pewarta Deli dari 10 Oktober sampai 9 Desember 1931. Kumpulan itu berisi catatan kejadian sehari-hari di Boven Digul dari sudut teknis, politik, ekonomi, ideologi, bahkan psikologi.

Pergaulan Orang Buangan di Boven Digul ditulis berdasarkan kisah nyata pengalaman Mas Marco Kartodikromo ketika dibuang ke Boven Digul oleh Pemerintah Hinia Belandaberkaitan dengan pemberontakan PKI tanggal 12 November 1926. Boven Digul adalah sebuah daerah di Merauke, Papua, yang kondisinya sangat berbeda dengan Pulau Jawa. Dalam buku ini, Mas Marco mengungkapkan bahwa sejak dibuka tahun 1927 sampai tahun 1945 tercatat 165 orang meninggal di tanah pembuangan ini. Penyebab kematian utama adalah terserang penyakit, dibunuh atau disiksa petugas, dibunuh suku-suku liar, diterkam binatang liar, kecelakaan, dan menderita kelaparan sewaktu melarikan diri. Tiga penyakit utama perenggut nyawa di Digul adalah malaria hitam, TBC, dan sakit jiwa. Ketiga penyakit ini sulit diobati saat itu. Buku ini juga mengungkap praktik perselingkuhan di Digul. Mas Marco menulis 75 persen kaum istri ketika dulu di Pulau Jawa bersikap baik, setelah tiba di Digul batinnya menjadi rusak.

Mas Marco Kartodikromo meninggal karena TBC pada tahun 1932 didampingi istrinya, Roesminah. Ia tewas setelah lima tahun meringkuk di Boven Digul. Dalam berdikari online pada artikel yang berjudul "Mas Marco Kartodikromo dan Cerita Kaum Komunis di Boven Digoel" disampaikan bahwa Mas Marco dalam bukunya ini bercerita banyak soal kehidupan orang PKI di Digoel. Dengan gaya berceritanya yang sederhana. Ia seolah mengantar kita seperti hidup di tengah-tengah orang PKI di Digoel jaman itu.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Ballada Orang-Orang Tercinta
    Ballada Orang-Orang Tercinta merupakan kumpulan sajak pertama W.S. Rendra. Sejumlah sajak yang ditulisnya pada periode 1950-an itu dikumpulkan menjadi satu dalam buku ini dan diterbitkan pada ...
  • Wayang Orang Betawi
    Suku : Betawi Genre : Pertunjukan Provinsi: Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota: Kota.Jakarta Timur Kecamatan: Condet Penyebaran: Jakarta, Bekasi Wayang Orang Betawi adala kesenian tradisional ...
  • Sitor Situmorang
    Sitor Situmorang, seorang penyair, menampilkan corak simbolik dalam sajak-sajaknya, terutama sajak-sajaknya yang awal yang terhimpun dalam Surat kertas Hijau, Dalam Sajak, dan Wajah Tak Bernama. ...
  • Orang Buangan
    Orang Buangan merupakan novel karya Hariyadi S. Hartowardoyo yang lahir dari suasana yang penuh kecurigaan. Novel setebal 185 halaman itu mula-mula berjudul Munafik karena dikaitkan dengan ...
  • Orang-Orang Trans
    Orang-Orang Trans merupakan novel karya Nh. Dini yang diterbitkan pada tahun 1985 dengan ketebalan 205 halaman dan terbagi atas 12 bab. Novel tersebut masih berbentuk naskah ketikan di atas kertas ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    Pergaulan Orang Buangan di Boven Digul   (2002)
    Kategori: Karya Sastra

     

    Pergaulan Orang Buangan di Boven Digul ditulis oleh Mas Marco Kartodikromo dan disunting oleh Koesalah Soebagyo Toer. Buku ini diterbitkan pertama kali pada bulan November 2002 oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) setebal 178. Kumpulan cerita itu dimuat secara bersambung dalam 51 angsuran di surat kabar Pewarta Deli dari 10 Oktober sampai 9 Desember 1931. Kumpulan itu berisi catatan kejadian sehari-hari di Boven Digul dari sudut teknis, politik, ekonomi, ideologi, bahkan psikologi.

    Pergaulan Orang Buangan di Boven Digul ditulis berdasarkan kisah nyata pengalaman Mas Marco Kartodikromo ketika dibuang ke Boven Digul oleh Pemerintah Hinia Belandaberkaitan dengan pemberontakan PKI tanggal 12 November 1926. Boven Digul adalah sebuah daerah di Merauke, Papua, yang kondisinya sangat berbeda dengan Pulau Jawa. Dalam buku ini, Mas Marco mengungkapkan bahwa sejak dibuka tahun 1927 sampai tahun 1945 tercatat 165 orang meninggal di tanah pembuangan ini. Penyebab kematian utama adalah terserang penyakit, dibunuh atau disiksa petugas, dibunuh suku-suku liar, diterkam binatang liar, kecelakaan, dan menderita kelaparan sewaktu melarikan diri. Tiga penyakit utama perenggut nyawa di Digul adalah malaria hitam, TBC, dan sakit jiwa. Ketiga penyakit ini sulit diobati saat itu. Buku ini juga mengungkap praktik perselingkuhan di Digul. Mas Marco menulis 75 persen kaum istri ketika dulu di Pulau Jawa bersikap baik, setelah tiba di Digul batinnya menjadi rusak.

    Mas Marco Kartodikromo meninggal karena TBC pada tahun 1932 didampingi istrinya, Roesminah. Ia tewas setelah lima tahun meringkuk di Boven Digul. Dalam berdikari online pada artikel yang berjudul "Mas Marco Kartodikromo dan Cerita Kaum Komunis di Boven Digoel" disampaikan bahwa Mas Marco dalam bukunya ini bercerita banyak soal kehidupan orang PKI di Digoel. Dengan gaya berceritanya yang sederhana. Ia seolah mengantar kita seperti hidup di tengah-tengah orang PKI di Digoel jaman itu.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Ballada Orang-Orang Tercinta
    Ballada Orang-Orang Tercinta merupakan kumpulan sajak pertama W.S. Rendra. Sejumlah sajak yang ditulisnya pada periode 1950-an itu dikumpulkan menjadi satu dalam buku ini dan diterbitkan pada ...
  • Wayang Orang Betawi
    Suku : Betawi Genre : Pertunjukan Provinsi: Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota: Kota.Jakarta Timur Kecamatan: Condet Penyebaran: Jakarta, Bekasi Wayang Orang Betawi adala kesenian tradisional ...
  • Sitor Situmorang
    Sitor Situmorang, seorang penyair, menampilkan corak simbolik dalam sajak-sajaknya, terutama sajak-sajaknya yang awal yang terhimpun dalam Surat kertas Hijau, Dalam Sajak, dan Wajah Tak Bernama. ...
  • Orang Buangan
    Orang Buangan merupakan novel karya Hariyadi S. Hartowardoyo yang lahir dari suasana yang penuh kecurigaan. Novel setebal 185 halaman itu mula-mula berjudul Munafik karena dikaitkan dengan ...
  • Orang-Orang Trans
    Orang-Orang Trans merupakan novel karya Nh. Dini yang diterbitkan pada tahun 1985 dengan ketebalan 205 halaman dan terbagi atas 12 bab. Novel tersebut masih berbentuk naskah ketikan di atas kertas ...
  • Ballada Orang-Orang Tercinta
    Ballada Orang-Orang Tercinta merupakan kumpulan sajak pertama W.S. Rendra. Sejumlah sajak yang ditulisnya pada periode 1950-an itu dikumpulkan menjadi satu dalam buku ini dan diterbitkan pada ...
  • Wayang Orang Betawi
    Suku : Betawi Genre : Pertunjukan Provinsi: Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota: Kota.Jakarta Timur Kecamatan: Condet Penyebaran: Jakarta, Bekasi Wayang Orang Betawi adala kesenian tradisional ...
  • Sitor Situmorang
    Sitor Situmorang, seorang penyair, menampilkan corak simbolik dalam sajak-sajaknya, terutama sajak-sajaknya yang awal yang terhimpun dalam Surat kertas Hijau, Dalam Sajak, dan Wajah Tak Bernama. ...
  • Orang Buangan
    Orang Buangan merupakan novel karya Hariyadi S. Hartowardoyo yang lahir dari suasana yang penuh kecurigaan. Novel setebal 185 halaman itu mula-mula berjudul Munafik karena dikaitkan dengan ...
  • Orang-Orang Trans
    Orang-Orang Trans merupakan novel karya Nh. Dini yang diterbitkan pada tahun 1985 dengan ketebalan 205 halaman dan terbagi atas 12 bab. Novel tersebut masih berbentuk naskah ketikan di atas kertas ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa