• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
Priangan Si Jelita   (1958)
Kategori: Karya Sastra

 
 

Priangan Si Jelita merupakan kumpulan sajak karya Ramadhan K.H. yang tebalnya 42 halaman. Sajak-sajak yang dimuat ditulis oleh Ramadhan K.H. pada tahun 1956, kemudian dicetak dan diterbitkan sebagai sebuah buku kumpulan sajak pada tahun 1958. Cetakan kedua dilakukan pada tahun 1965 dan cetakan ketiga diterbitkan ulang oleh Penerbit Pustaka Jaya, Jakarta. Kumpulan sajak Priangan Si Jelita sudah diterbitkan dalam bahasa Prancis. Priangan Si Jelita memperoleh hadiah Sastra Nasional Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN) sebagai kumpulan sajak terbaik periode 1957—1958.

Jumlah sajak yang dimuat di dalam Priangan Si Jelita berjumlah 21 buah. Buku itu terdiri atas tiga bagian yang setiap bagiannya terdiri atas tujuh buah sajak. Bagian pertama berjudul "Tanah Kelahiran", bagian kedua berjudul "Dendang Sayang", dan bagian ketiga berjudul "Pembakaran".Sajak-sajak yang dimuat di dalam Priangan Si Jelita sebagian besar merupakan ungkapan rasa kagum penulis terhadap alam Priangan (Sunda, Jawa Barat) yang indah dengan gunungnya dan pucuk-pucuk daun yang hijau.

Dalam kata pengantar Priangan Si Jelita, Ajip Rosidi mengatakan bahwa selama Ramadhan K.H. berada di Eropa, yang dilihatnya hanyalah padang es yang putih dengan udaranya yang dingin. Setelah kembali ke Indonesia, Ramadhan terpesona ketika melihat keindahan alam Indonesia,khususnya alam Priangan. Ramadhan mengontraskan keindahan tanah Priangan dengan nasib buruk rakyat jelata yang menjadi korban pemberontak pada dasawarsa 1960-an. Hal ini terungkapdalam bagian sajak yang berjudul "Pembakaran". Pada dasawarsa itu keamanan di tanah Priangan sering terganggu oleh gerombolan yang tidak segan-segan membakar rumah dan merampok kekayaan rakyat di desa-desa. Kontras antara keindahan dan nasib rakyat yang ditemukan Ramadhan di tanah kelahirannya memperlihatkan ironi yang terjadi di tanah Priangan. Melalui beberapa sajak, terlihatjuga upaya Ramadhan untuk menciptakan sajak dengan pola rima tembang Sunda.

Dalam bukunya yang berjudul Sastra Indonesia Modern II, 1989, A. Teeuw mengomentari bahwa kehadiran buku Priangan Si Jelita itu disambut bergairah oleh rekan-rekan Ramadhan K.H. dari daerah Sunda.Dick Hartoko, dalam artikelnya yang berjudul "Berbagai Pencerapan terhadap Keindahan Alam" dalam H.B. Jassin 70 Tahun (1987), mengatakan Priangan Si Jelita adalah sebuah kumpulan sajak yang memperlihatkan keindahan alam. Akan tetapi, setelah itu, keindahan alam kita rupanya menjadi kabur karena tidak dianggap pantas untuk diekspresikan.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Eksistensialisme
    Eksistensialisme merupakan gerakan filosofis yang menganut paham bahwa tiap orang harus menciptakan makna di alam semesta yang tak jelas, kacau, dan tampak hampa ini. Eksistensialisme berasal dari ...
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Ahmadun Yosi Herfanda
    Ahmadun Yosi Herfanda seorang penyair, cerpenis, dan esais yang dilahirkan di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari 1956. Dia berpendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Tingkat Menengah Pertama, ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    Priangan Si Jelita   (1958)
    Kategori: Karya Sastra

     
     

    Priangan Si Jelita merupakan kumpulan sajak karya Ramadhan K.H. yang tebalnya 42 halaman. Sajak-sajak yang dimuat ditulis oleh Ramadhan K.H. pada tahun 1956, kemudian dicetak dan diterbitkan sebagai sebuah buku kumpulan sajak pada tahun 1958. Cetakan kedua dilakukan pada tahun 1965 dan cetakan ketiga diterbitkan ulang oleh Penerbit Pustaka Jaya, Jakarta. Kumpulan sajak Priangan Si Jelita sudah diterbitkan dalam bahasa Prancis. Priangan Si Jelita memperoleh hadiah Sastra Nasional Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN) sebagai kumpulan sajak terbaik periode 1957—1958.

    Jumlah sajak yang dimuat di dalam Priangan Si Jelita berjumlah 21 buah. Buku itu terdiri atas tiga bagian yang setiap bagiannya terdiri atas tujuh buah sajak. Bagian pertama berjudul "Tanah Kelahiran", bagian kedua berjudul "Dendang Sayang", dan bagian ketiga berjudul "Pembakaran".Sajak-sajak yang dimuat di dalam Priangan Si Jelita sebagian besar merupakan ungkapan rasa kagum penulis terhadap alam Priangan (Sunda, Jawa Barat) yang indah dengan gunungnya dan pucuk-pucuk daun yang hijau.

    Dalam kata pengantar Priangan Si Jelita, Ajip Rosidi mengatakan bahwa selama Ramadhan K.H. berada di Eropa, yang dilihatnya hanyalah padang es yang putih dengan udaranya yang dingin. Setelah kembali ke Indonesia, Ramadhan terpesona ketika melihat keindahan alam Indonesia,khususnya alam Priangan. Ramadhan mengontraskan keindahan tanah Priangan dengan nasib buruk rakyat jelata yang menjadi korban pemberontak pada dasawarsa 1960-an. Hal ini terungkapdalam bagian sajak yang berjudul "Pembakaran". Pada dasawarsa itu keamanan di tanah Priangan sering terganggu oleh gerombolan yang tidak segan-segan membakar rumah dan merampok kekayaan rakyat di desa-desa. Kontras antara keindahan dan nasib rakyat yang ditemukan Ramadhan di tanah kelahirannya memperlihatkan ironi yang terjadi di tanah Priangan. Melalui beberapa sajak, terlihatjuga upaya Ramadhan untuk menciptakan sajak dengan pola rima tembang Sunda.

    Dalam bukunya yang berjudul Sastra Indonesia Modern II, 1989, A. Teeuw mengomentari bahwa kehadiran buku Priangan Si Jelita itu disambut bergairah oleh rekan-rekan Ramadhan K.H. dari daerah Sunda.Dick Hartoko, dalam artikelnya yang berjudul "Berbagai Pencerapan terhadap Keindahan Alam" dalam H.B. Jassin 70 Tahun (1987), mengatakan Priangan Si Jelita adalah sebuah kumpulan sajak yang memperlihatkan keindahan alam. Akan tetapi, setelah itu, keindahan alam kita rupanya menjadi kabur karena tidak dianggap pantas untuk diekspresikan.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Eksistensialisme
    Eksistensialisme merupakan gerakan filosofis yang menganut paham bahwa tiap orang harus menciptakan makna di alam semesta yang tak jelas, kacau, dan tampak hampa ini. Eksistensialisme berasal dari ...
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Ahmadun Yosi Herfanda
    Ahmadun Yosi Herfanda seorang penyair, cerpenis, dan esais yang dilahirkan di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari 1956. Dia berpendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Tingkat Menengah Pertama, ...
  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Eksistensialisme
    Eksistensialisme merupakan gerakan filosofis yang menganut paham bahwa tiap orang harus menciptakan makna di alam semesta yang tak jelas, kacau, dan tampak hampa ini. Eksistensialisme berasal dari ...
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Ahmadun Yosi Herfanda
    Ahmadun Yosi Herfanda seorang penyair, cerpenis, dan esais yang dilahirkan di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari 1956. Dia berpendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Tingkat Menengah Pertama, ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa