Jajak Md. yang mempunyai nama samaran Muhammad Drajat, adalah penulis cerpen, sajak, cerita bersambung, kritik, dan esai. Dia lahir di Magelang tanggal 11 Maret 1934 dan dibesarkan di kalangan surau. Ayahnya, R.Sumowardojo, pensiunan asisten wedana, keturunan Amangkurat Tegalarum. Ibunya keturunan dari Bagelen. Dia menamatkan SR dan SMP Islam di Wonosobo. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya ke SMA/C dan Akademi Seni Drama dan Film tahun 1958 di Yogya.
Kariernya dalam dunia sastra dimulai pada tahun 1955. Dia bersama Rendra mendirikan himpunan drama Artis Teater di Yogyakarta. Tahun 1957. Dia juga menjadi ketua Persada Budaya dan Seni dalam gerakan mahasiswa sosialis di Yogya. Tahun 1958 ia menjadi wakil ketua Lembaga Seni Sastra Pusat Yogyakarta dan aktif menyelenggarakan siaran Rapsodi Seni Sastra melalui RRI Yogya. Di samping itu, ia juga aktif dalam kegiatan drama radio. Dia menjadi ketua Persatuan Karyawan Pengarang Indonesia (PKPI) Cabang Yogya dan Cine Club Cabang Yogya. Jajak Md. juga menjadi anggota Dewan Kesenian Yogyakarta pada tahun 1972.
Pengarang ini pernah bekerja sebagai pegawai di Hotel Garuda Yogya. Namun, sejak tahun 1973 ia pindah ke Jakarta. Di Jakarta mula-mula dia bekerja di majalah Tempo (1973—1975), lalu pindah dan menjadi redaktur majalah Dewi (1975—1976). Selanjutnya, dia menjadi redaktur Shinta (1976—1978). Tahun 1979 -- 1980 dia berwiraswasta sebagai pengarang. Tahun 1980—1981 dia bekerja sebagai editor penerbit Kurnia Esa dan tahun 1981 sebagai editor penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Karya-karya Jajak Md. berbentuk cerpen, novelet, dan sajak. Cerpen-cerpen yang dihasilkan Jajak Md. terbit, antara lain, dalam majalah Famili, majalah Mutiara, majalah Horison, harian Kompas, harian Suara Pembaharuan, Suara Pembaharuan Minggu, dan Surabaya Post Minggu.
Karya Jajak Md. berbentuk novelet, seperti "Kepergian" dalam majalah Kartini 302, 16—29 Juni 1986; Keringat Tua Menetes di Jakarta diterbitkan oleh Balai Pustaka 1978 dan dicetak ulang tahun 1984. Novelet ini pernah dimuat sebagai cerita bersambung dalam Kompas no. 280 Tahun XI, 31 Mei 1976 sampai dengan Kompas no. 288 Tahun XI, 9 Juni 1976. Cerita bersambungnya yang lain berjudul "Kemelut" dimuat di Sinar Harapan 5771/XIX, 27 Juni 1979 sampai dengan Sinar Harapan 58020/XIX, 30 Juli 1979. Cerita bersambung ini kemudian diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul Kemelut oleh Karya Citra, Jakarta (tanpa tahun). Karya yang lain berbentuk cerita bersambung anak-anak dengan judul "Kerinduan Seorang Anak" dalam Kompas, Sabtu 21 September 1974, sampai dengan 5 Oktober 1974. Dua noveletnya ialah "Kembara di Alam Fana" dan "Matahari Menjelang Revolusi". Kedua novelet ini masih tersimpan sebagai naskah ketikan di PDS H.B. Jassin.
Karya Jajak Md. yang berbentuk puisi, antara lain dimuat dalam Sinar Harapan Sinar Harapan, Pos Minggu, Forum Indonesia, dan Sastra. Jajak Md. pernah menerbitkan kumpulan sajak, antara lain berjudul Sajak-Sajak Putih (1966) dan berjudul Sajak dan Bunga (1959).
Karya-karya Jajak Md. dibicarakan oleh beberapa pengamat sastra, antara lain M.S. Hutagalung dalam artikelnya yang dimuat dalam majalah Sastra 5/VI, Mei 1968; Korrie Layun Rampan dengan artikelnya yang berjudul "Kisah Hidup Seorang Pemain Drama" dalam Suara Karya 2887/X, Senin 29 September 1980. Artikel ini membicarakan novel Jajak Md. yang berjudul Keringat Tua Menetes di Jakarta. Pengamat sastra lainnya yang membicarakan Jajak Md. adalah Piek Ardijanto Soeprijadi dengan artikelnya yang berjudul "Beberapa Sajak Jajak Md." dalam Sinar Harapan 4307 /XIV, Sabtu 20 September 1984.