M. Kasim dikenal sebagai bapak cerita pendek Indonesia yang lahir di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, pada tahun 1886 dan meninggal tahun 1973. Kumpulan cerpennya, Teman Duduk (1936) diakui sebagai kumpulan cerpen pertama yang terbit di Indonesia. M. Kasim pernah menempuh pendidikan sekolah guru, kemudian menjadi guru sekolah rendah (sekolah dasar) tahun 1935.
Pada tahun 1924 Balai Pustaka mengadakan perlombaan mengarang untuk bacaan anak-anak. Muhammad Kasim menjadi pemenang nomor satu dalam perlombaan itu dengan karangannya "Pemandangan dalam Dunia Kanak-Kanak" dan karangan tersebut kemudian diterbitkan pada tahun 1928. Pada penerbitan berikutnya, setelah kemerdekaan, judul karangan itu diubah menjadi Si Samin. Siapa yang membaca cerita itu, tentu akan mengakui bahwa telah sepantasnya buku itu mendapat hadiah pertama. Dengan indahnya, Muhammad Kasim membuat bahasa dalam cerita itu penuh kelucuan, terutama kelucuan dunia anak-anak, misalnya, bagaimana si Samin membujuk adiknya supaya memberi Samin jagung, bagaimana anak-anak makan gulai ayam, bagaimana mereka berkelahi, dan berbagai peristiwa lain yang penuh kelucuan. Muhammad Kasim pernah pula berkeliling di Sumatra Selatan, seperti Bengkulu dan Palembang. Dia juga pernah mengajar di Medan dan Aceh.
Muhammad Kasim dapat digolongkan sebagai sastrawan Indonesia periode awal. Dia berperan dalam masa pertumbuhan bahasa Melayu Rendah ke bahasa Melayu Tinggi yang digunakan di lingkungan sekolah milik pemerintah. Sebagai seorang guru, ia mencoba menerapkan pengetahuan dan bakatnya di bidang bahasa dan sastra dalam karya-karya yang ditulisnya. Oleh sebab itu, lahirlah sejumlah cerita Muhammad Kasim berupa cerita pendek lucu di majalah Panji Pustaka (1929—1945).
Zuber Usman mengatakan bahwa Muhammad Kasim dapat melukiskan kehidupan masa kanak-kanak dengan sangat indahnya, kelucuannya dalam mengungkapkan pandangan dunia kanak-kanak itu sangat menarik.
Karya-karya Muhammad Kasim sebagian besar adalah cerita pendek. Di samping itu, ia juga menulis novel, Muda Teruna, sebuah novel yang diterbitkan pada tahun 1922. Novel ini banyak memperlihatkan pengalaman Muhammad Kasim dalam pengembaraannya ke Sumatra Selatan, Bengkulu, Sumatra Timur, dan Aceh. Bertengkar dan Berbisik adalah judul kumpulan cerita pendek yang terbit pada tahun 1929. Bual di Kedai Kopi adalah juga sebuah judul kumpulan cerita pendek yang terbit pada tahun 1930. Dia juga menerjemahkan karya asing yang berjudul Niki Bahtera terjemahan dari In Woelige Dagen.