Medy Loekito lahir di Surabaya, 21 Juli 1962, dengan nama lengkap Medijanti Loekito. Ia mulai menulis puisi, cerpen, dan artikel sejak tahun 1978. Tulisannya tersebar di media cetak terbitan Indonesia dan mancanegara, seperti Harian Pelita, Suara Karya, Kompas, Republika, Haluan, Indonesia Times, Suara pembaruan, Majalah Harison, Gamma, Mitra Budaya, Sastra, Pelangi, dan Bahana.
Kumpulan sajaknya yang sudah terbit, antara lain, In Solitude (Angkasa, 1993); Jakarta, Senja Hari (Angkasa, 1998). Puisinya juga termuat dalam antologi Festival Puisi Indonesia XIV (PPIA, Surabaya, 1994), Trotoar (Roda Roda Budaya, Tangerang, 1996), Jakarta, Jangan Lagi (Kolong Budaya, Magelang, 1996), Antologi Puisi Indonesia (Angkasa, 1997), Resonansi Indonesia (Komunitas Sastra Indonesia, Jakarta, 2000), Sembilan Kerlip Cermin (Pustaka Jaya, Jakarta, 2000), Angkatan 2000 (Grasindo, 2001), Gelak Esai dan Ombak Sajak Anno 2001, editor Sutardji Calzoum Bachri (Kompas, Jakarta, 2001).
Selain menulis, ia juga menyunting dan memberi pengantar Dua Tengkorak Kepala (kumpulan cerpen Motinggo Busye), Dalam Kemarau (kumpulan puisi Dharmadi), Graffiti Gratitude, antologi puisi cyber, Cyber Graffiti (2001), kumpulan esai cyber, dan Perjalanan Nol, kumpulan sajak TS Pinang. Kegiatan lain Medy yang cukup menonjol adalah keaktifannya dalam dunia cyber sastra dan sempat menerbitkan buku Cyberpuitika (2002).
Berbagai prestasi dan penghargaan telah diraih Medy sehubungan dengan kepenyairannya. Puisinya "Malam di Bukit " menjadi semi-finalis dalam North American Open Poetry Contest (The International Library of Poetry, USA, 2000). Nama Medy Loekito tercatat dalam International Who's Who in Poetry and Poets Encyclopaeia 1999 (International Biographical Centre, Cambridge, England) di samping juga tercatat sebagai Research Board of Advisor dari The American Biographical Institute (USA) tahun 1999. Medy Loekito pun tergabung dalam POET 2000 Sculpted Library di Dublin, Irlania, 2000. Di samping menulis, Medy juga aktif dalam berbagai organisasi kepengarangan. Ia tercatat sebagai angota Dewan Pendiri Komunitas Sastra Indonesia, anggota Dewan Pendiri Organisasi Pembina Seni, di samping mengasuh Rumah Sastra Pulo Asem; yang disebut dua terakhir mengkhususkan diri pada pembinaan sastra terhadap anak-anak.
Kini Medy tercatat sebagai executive secretary pada Shimizu Corp., sebuah perusahaan kontraktor Jepang. Puisi Medy yang umumnya pendek seperti haiku Jepang banyak mendapat perhatian sesama penyair dan pemerhati sastra. Dalam suasana perpuisian kita yang sering hanyut dengan hingar-bingar ungkapan ungkapan massal, munculnya beberapa sajak pendek Medy Loekito yang bersiteguh dan bersetia dengan pribadi sunyi, menimbulkan suatu kesegaran tersendiri (Sutardji Calzoum Bachri dalam Gelak Esai dan Ombak Sajak Anno, 2001).
Beberapa puisi Medy Loekito adalah hasil meditasi Medy dalam upaya memahami dan memberi makna pada penghayatan kehidupannya adalah--bagi saya--merupakan suatu renungan pribadi sunyi yang disampaikan dalam minim kata-kata yang tidak berteriak atau berucap keluar, tetapi lebih ke arah dalam, suatu ledakan yang tidak menimbulkan keruh kata, tetapi malah kebeningan-kebeningan. Setiap kata bagai tetes anggur dalam bening gelas piala, suatu desah atau bisikan senyap dari makna sunyi yang hanya kedengaran bagi pembaca yang berhati besar dan siap paham.