• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

Macapat

Kategori: Registrasi Sastra Lisan

 

Suku : Jawa

Genre : Drama

Provinsi: Provinsi Jawa Tengah

Kabupaten/Kota: Kota.Surakarta

Penyebaran: Digunakan dalam dakwah saat menyebarkan agama Islam


Macapat merupakan salah satu hasil kebudayaan Jawa yang menyebar di wilayah etnis Jawa, Sunda, Madura, Lombok, dan etnis-etnis lain yang terpengaruh oleh budaya Jawa. Hasil penelitian adalah macapat ada dan beredar serta digunakan di wilayah Jawa Tengah (Solo dan Jogya), Jawa Timur (termasuk Madura), Bali, dan Lombok. Aturan guru gatra, guru wilangan, guru lagu yang digunakan di wilayah-wilayah tersebut hampir sama karena semuanya memang berpatokan pada aturan-aturan macapat yang digunakan di Surakarta yang diatur pada masa keemasaan pujangga Surakarta Ranggawarsita. Aturan-aturan macapat tersebut kemudian dikodifikasi (disusun dalam bentuk buku dan kemudian dijadikan pedoman) oleh Harjowirogo pada masa Balai Pustaka dengan bukunya Patokaning Nyekaraken. Yang membedakan antara macapat di satu wilayah dcngan wilayah lainnya adalah persoalan cengkok. Berbagai macam cengkok digunakan di setiap daerah. Selain itu, yang membedakan juga adalah dari segi struktur pertunjukkan karena ada macapat yang dapat dilakukan sendiri saja, bersama komunitas tanpa penonton, dan ada yang dipertunjukkan dan ada penontonnya. Selain itu, ada yang menggunakan iringan musik (gamelan) dan ada yang tidak atau diiringi tetapi alat musiknya sederhana. Fungsi macapat di setiap wilayah dan di setiap masyarakat juga berbeda-beda. Hal itu berhubungan dengan persoalan apakah macapat tersebut digunakan dalam situasi sakral atau profan. Yang utama macapat sebenarnya merupakan sebuah alat yang sangat efektif untuk pendidikan bahkan pada masa lampau digunakan sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan agama Islam oleh para wali. Di Bali karena yang masih digunakan adalah bentuk-bentuk kakawin secara integral merupakan bagian dari upacara keagamaan. Selain itu, apabila macapat dilakukan sendiri macapat merupakan salah satu alat untuk merenung. Bahkan beberapa orang dan di beberapa tempat mengatakan bahwa macapat merupakan sarana untuk berdoa.

 
PENCARIAN TERKAIT
 
© 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
 

Macapat

Kategori: Registrasi Sastra Lisan

 

Suku : Jawa

Genre : Drama

Provinsi: Provinsi Jawa Tengah

Kabupaten/Kota: Kota.Surakarta

Penyebaran: Digunakan dalam dakwah saat menyebarkan agama Islam


Macapat merupakan salah satu hasil kebudayaan Jawa yang menyebar di wilayah etnis Jawa, Sunda, Madura, Lombok, dan etnis-etnis lain yang terpengaruh oleh budaya Jawa. Hasil penelitian adalah macapat ada dan beredar serta digunakan di wilayah Jawa Tengah (Solo dan Jogya), Jawa Timur (termasuk Madura), Bali, dan Lombok. Aturan guru gatra, guru wilangan, guru lagu yang digunakan di wilayah-wilayah tersebut hampir sama karena semuanya memang berpatokan pada aturan-aturan macapat yang digunakan di Surakarta yang diatur pada masa keemasaan pujangga Surakarta Ranggawarsita. Aturan-aturan macapat tersebut kemudian dikodifikasi (disusun dalam bentuk buku dan kemudian dijadikan pedoman) oleh Harjowirogo pada masa Balai Pustaka dengan bukunya Patokaning Nyekaraken. Yang membedakan antara macapat di satu wilayah dcngan wilayah lainnya adalah persoalan cengkok. Berbagai macam cengkok digunakan di setiap daerah. Selain itu, yang membedakan juga adalah dari segi struktur pertunjukkan karena ada macapat yang dapat dilakukan sendiri saja, bersama komunitas tanpa penonton, dan ada yang dipertunjukkan dan ada penontonnya. Selain itu, ada yang menggunakan iringan musik (gamelan) dan ada yang tidak atau diiringi tetapi alat musiknya sederhana. Fungsi macapat di setiap wilayah dan di setiap masyarakat juga berbeda-beda. Hal itu berhubungan dengan persoalan apakah macapat tersebut digunakan dalam situasi sakral atau profan. Yang utama macapat sebenarnya merupakan sebuah alat yang sangat efektif untuk pendidikan bahkan pada masa lampau digunakan sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan agama Islam oleh para wali. Di Bali karena yang masih digunakan adalah bentuk-bentuk kakawin secara integral merupakan bagian dari upacara keagamaan. Selain itu, apabila macapat dilakukan sendiri macapat merupakan salah satu alat untuk merenung. Bahkan beberapa orang dan di beberapa tempat mengatakan bahwa macapat merupakan sarana untuk berdoa.

 
PENCARIAN TERKAIT
 
 
 
© 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa