Tjaraka merupakan majalah mingguan yang diterbitkan pertama kali pada tanggal 26 Oktober 1964 oleh penerbit Yayasan Tjaraka, Jalan Asemka No. 29-30, Jakarta Kota kemudian pindah ke Jalan Pangeran Jayakarta, Gang Tatap. Tujuan dan moto penerbitan majalah ini adalah "Informatif-Edukatif dan Kreatif".
Majalah Tjaraka terbit seminggu sekali (mingguan) setiap hari Rabu dengan ukuran 21 x 29 cm. Jenis kertas yang digunakannya adalah kertas koran dan halaman sampul menggunakan kertas lebih tebal dan mengkilat. Harga per eksemplar Rp6,- dan pada tahun 1974 harga majalah ini menjadi Rp250,- per eksemplar. Sasaran pembacanya adalah kelas menengah ke atas. Para penulis artikel yang dimuat dalam majalah ini diberi imbalan yang pantas. Kota-kota tempat agen majalah ini dari berbagai kota, antara lain Jakarta, Surabaya, Semarang, Solo, Bandung, Muntilan, Pekanbaru, Bogor, Solo, Ampenan, Jember, Magelang, Karawang, Pangkalpinang, Tanjungkarang, Medan, Bekasi, Purworejo, Banjarmasin, Semarang, Purwokerto, Serang, Sidoredjo, dan Yogyakarta.
Pada tahun 1968, staf redaksi majalah Tjaraka adalah Djaffar Gondokusumo (pemimpin redaksi), Susain Sanie (wakil I), Drs. Sunaryo Sastrodiningrat (wakil II), Fr. Arhadita Maryadi, B.A. (pimpinan harian redaksi), N. Rusli (Penata-laksana redaksi), D. Sjamsumar (illustrator). Pada tahun 1969 terjadi perubahan redaksi, yaitu Motinggo Busje, Asbari Nurpatria Krisna, dan S.K. Martha (pembantu khusus), Pranchitra (penata laksana), Drs. Suwaryono Prastiady dan Drs. Hardjana H.P. (anggota), dan Delsy Sjamsunar (designer).
Rubrik yang terdapat dalam majalah Tjaraka ini bermacam-macam, yaitu ekonomi, politik, kebudayaan, keluarga, olahraga, kesehatan, kesenian, film, obat-obatan, ABRI, dan karya sastra. Ruang khusus sastra memuat puisi, cerber, cerpen, dan biografi. Cerpen dan puisi dimuat secara rutin dalam ruang khusus sastra berjudul "Carakatama" dengan editor Pranacitra. Selain itu, untuk memberikan kesempatan kepada pembaca mengungkapkan gagasannya, majalah Tjaraka menyediakan ruang khusus untuk pembaca (surat pembaca). Penulis "surat pembaca" tersebut berasal dari kalangan intelektual dari berbagai kota, seperti Jakarta, Jember, Bali, Palembang, Surabaya, Solo. Semarang, Klaten, Madura, Malang, Bandung, Purwokerto, Yogyakarta, dan Cilacap. Selain itu, ada pembaca yang berasal dari luar negeri yang mengisi "surat pembaca", seperti Tokyo, Frankurt, Paris, Melborne, dan New York.
Pada tahun 1969 majalah Tjaraka mengadakan sayembara yang diselenggarakan oleh penerbitnya bekerja sama dengan penerbit Binasatra dari Jakarta dengan nama "Sayembara Hadiah Tjarakatama". Jenis karya sastra yang disayembarakan adalah cerpen. Para pemenangnya mendapat hadiah satu stel pulpen dengan grafir tulisan majalah Tjaraka, buku-buku sastra, dan novel Mama Siapa Ayahku karya Asbari Nurpatria Krisna.
Tahun 1961 majalah ini menerbitkan lima belas puisi, empat cerpen, dan tiga esai; tahun 1966 tujuh puisi, lima cerpen, satu biografi; tahun 1966 sembilan puisi, dua cerpen, satu cerber, dan tiga berita; tahun 1967 dua cerpen, dan satu cerber.
Penulis sastra dalam majalah ini cukup banyak dan namanya terkenal sampai saat ini, seperti Asbari Nurpatria Krisna, Tan Hap Kim, Toto Sudarto Bachtiar, Purnawan Tjodronagoro, Djadjak M.D., Ahimsa Krisnamurti, Jusran Safana, A. Rahim, Adang S., Ketut Tantri, Motinggo Busje, dan Hardjana H.P.
Di antara karya sastra yang diterbitkan dalam majalah Tjaraka dapat disebut, antara lain "Hilangnya Adik Kesayangan" karya K.S. Hamid (puisi, No. ll, 10 Juni 1966); "Kakakku Penama Bangsa" karya A. Rahim, dan "Kisah di Senja Hari" karya Tan Hap (cerpen, No. 21-22, November 1961); "Pahlawan Tak Dikenal" karya Toto S. Bachtiar (puisi, 21-22, November 1961); "Si Manis Anak Gerombolan" karya Adang S. (cerpen, No. 1, 20 Oktober 1966); "Kejantanan Itu Terjadi di Surabaya" karya Ketut Tantri (cerpen, No. 3, 9 November 1966); "Tak Pernah Putus" karya Zainal Abdi (cerber, No. 5, 23 November 1966); "Penumpang dari Semarang" karya Hardjana H.P. (cerpen, No. 11, 4 Januari 1967); "Saya Ini Saya, yaitu Rendra" oleh Asbari Nurpatria Krisna (biografi, No. 117, 13 Mei 1969); "Pedagang" karya Purnawan Tjondronegara (cerpen, No. 123, 24 Juni 1969); "Jantung Tua" karya Djadjak M.D. (cerpen, No. 125, 8 Juli 1969); "Cross Mama" karya Motinggo Busje (cerpen, No. 47, 9 Januari 1968).