Tio Ie Soei penulis Sastra Melayu Tionghoa, merangkap menjadi wartawan dan karyanya termasuk banyak penggemarnya. Sebagai penulis ia menghasilkan berbagai jenis tulisan seperti novel, biografi, drama, jurnalistik, dan tulisan umum. Dia memakai nama samaran Tjou Pi(et)t Bak, juga inisial T.I.S. Dia lahir tahun 1890 di Pasar baru, Batavia dan meninggal dunia tahun 1974 di Tanah Abang, Jakarta. Ibunya seorang peranakan, tetapi ayahnya kelahiran Provinsi Fujian bagian selatan, Cina. Tio mendapat pendidikan di sebuah sekolah privat Belanda. Selain mempelajari bahasa Belanda, ia juga mempelajari bahasa Jerman, Prancis, Inggris, dan Cina.
Pada umur 16 tahun (1905) ia mulai berkecimpung dalam dunia jurnalistik. Setelah (sebentar) bekerja pada harian Sinar Betawi, pada tahun itu juga ia berpindah ke harian Perniagaan (terbit di Betawi 1907—1930) sampai tahun 1920. Dia kemudian jatuh sakit dan harus meninggalkan Betawi untuk tetirah di Pangalengan, suatu kawasan pegunungan di wilayah Bandung. Berkat dorongan keluarga, lima tahun ia berada di perkebunan tersebut.
Masa Pengalengan merupakan masa penting dalam kehidupannya. Pada tahun 1942 ia mencoba memperbaiki mutu bacaan Melayu-Tionghoa yang tidak memuaskannya dalam penggunaan bahasa maupun cara penerbitan dengan jalan menerbitkan sebuah cerita berkala bernama Tjerita Pilian. Sebentar ia tinggal di Cirebon menjadi agen dagang tanpa sukses. Pada 1925—1926 ia pindah ke Kalimantan dan mengemudikan harian Bintang Borneo (terbit di Banjarmasin 1925—1929). Pada tahun 1926 ia meninggalkan Kalimantan berpindah ke Surabaya untuk mengemudikan harian Pewarta Soerabaja (terbit di Surabaya, 1925—1942), sampai dengan masuknya balatentara Jepang pada 1942. Semasa pendudukan Jepang, ia mengungsi ke Mojoroto di dekat Kediri.
Dia menikahi seorang anak perempuan Tjoe Siauw Hoei (1871—1948), pemilik perusahaan percetakan yang mencetak Perniagaan. Selama periode ini, sumbangan tulisan Tio Ie Soei banyak tersebar sebagaimana dapat terlihat dalam harian Bintang Soerabaja (berdiri 1861), Warna Warta (berdiri 1907 di Semarang), Kong Po (berdiri 1921 di Batavia), dan Perniagaan. Dia juga bekerja untuk Lay Po di Bandung, yang mulai tahun 1925 berubah menjadi sebuah harian bernama Sin Bin di bawah editor Kwee Tek Hoay.
Sesudah tinggal sebentar di Cirebon (Jawa Barat) dan Banjarmasin (Kalimantan Selatan), ia menetap di Surabaya pada tahun 1927 kemudian menjadi editor untuk harian Pewarta Surabaya. Pada tahun 1953—1956 ia berhenti dari kegiatan rutin sebagai penulis dan selanjutnya bekerja sebagai wartawan paruh waktu dan menetap di Jakarta. Masa-masa inilah sebagai penenangan di akhir produktivitasnya sebagai penulis. Jabatan yang pernah dipegangnya, antara lain, pada tahun 1953 sebagai President of the Journalist.
Tio pun menulis dan menerjemahkan beberapa novel. Karya pertamanya yang terbit tahun 1911 adalah sebuah novel anak-anak. Karya ini ber-setting kota Batavia pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.P. Coen dan sebuah cerita kepahlawanan terkenal tentang Pieter Erberfelt. Hasil karya terjemahannya antara lain adalah biografi tentang Li Hong Zang, sebuah kisah terkenal pada masa Dinasti Qing. Namun, karya terbesarnya adalah biografi Lie Kim Hok, sebagai satu-satunya karya biografi yang ia wariskan. Perhatiannya pada cerita-cerita detektif dari Barat, antara lain menerjemahkan beberapa karya Conan Doyle. Sumbangan dramanya, antara lain Yan Tio, sebenarnya merupakan karya pesanan untuk memenuhi permintaan sebuah organisasi masyarakat Cina di Bandung yang ia nilai sebagai pergerakan yang kebarat-baratan.
Karya-karya Tio Ie Soei adalah sebagai berikut Karyanya yang berbentuk novel antara lain 1) Tjerita Sie Po Giok atawa peroentoengannya satoe anak piatoe (Satoe Tjerita di betawi), 1911. Batavia: Hoa Siang In Kiok, 167 halaman (dari mingguan Sin Po), 2) Tjerita Item Poeti dan Meiradi. 1915. Batavia: Hoa Siang In Kiok, 80 p. (terj. Dua cerita pendek masing-masing dari Hindia, Inggris dan Zwiserland), 3) Lie Gie Seng, Solo: 1916, 4) Tatjana atawa Doeka Lantaran Eilok (satoe tjerita dari golongan ambtenar-ambtenar di Rusland) terjemahan. 1918. Batavia: Hoa Siang In Kiok, 5 vol. 423 p., 5) Badjak, kedjaian di laoetan antara Java dan Australie. 1921. Soerabaja: Pek & Co., 2 vol.143 p. (terj. Riman Belanda Zeerover), 6) Nona Siok Lie (Siapa itoe pemboenoe?). 1922. Bandoeng: Toko Marie, 45 p. (novel detektif tentang pembunuhan yang terjadi di Batavia), 7) Nona Tjoe Joe (Pertjinta'an yang membawa tjilaka), ditoelis menoeroet tjerita Nona Tjoe Joe sendiri. 1922. Soerabaja: Ang Sioe Tjing, 132 p., 8) Djodo? ... Nasib ? ... (doea tjerita dari tana Preanger). 1923. Bandoeng: Sin Bin, 62 p., 9) Satoe makota radja (tjerita ... permoesoehan ... Zweden dan Denemarken). 1923. Bandoeng: Sin Bin, 91 p. (Adaptasi dari sebuah harian Belanda), 10) Avocaat-detectief, tjerita politie resia di Frankrijk, Tjerita Pilian, Apr. 1924, 61 p. (terj. Cerita detektif Prancis). 1924., 11) Pieter Erberfelt, satoe kedjaian jang betoel di Betawi. 1924. Weltevreden; De Pertoendjangan, 61 p. (Dicetak ulang lagi sebagai serial dalam Bintang Timur mulai edisi Minggu, 27 Des., 1964), 12) Sherlock Holmes, Tjerita Pilian I/6, Sep 1924, 68 p. (gubahan satu karya A. Conan Doyle), 13) Seriboe Satoe Malem, dongeng-dongeng Arab disalin dalem bahasa Melajoe renda. 1924. Weltevreden: De Pertoendjangan, 285 p. (terj...), 14) Tjoa Pit Bak. Hikajat Pembunoehan Doorman. Satoe Pemboenoehan sanget loear biasa. Kedjaian jang betoel. 1925. Bandung: Ekonomy, 15) Harta atawa istri. 1925. Bandung: Hiboerankoe I/1, 70 halaman, 16) Terloepoet, kedjaian jang sedi di satoe onderneming dan Saltima. Satoe kedjaian dalem penghidoepan saorangprempoean moeda. 1925. Bandoeng: Economy. 78 p., 17) Tjoa Pit Bak. Sara Specx, (kedjaian ... di Betawi di djeman ... Jan Pieterzoon Coon ... 1629. 1925. Bandoeng: Hiboerankoe No. 4, 81 halaman.
Karya biografis 1) Harta Besar, Satoe boekoe jang bergoena boeat orang-orang jang soeka madjoeken diri dalam pergaoelan jang sopan. 1915. Batavia: Tan Thian Soe, 2) Apa artinja pekerjaan? (Dari tjetetan tentang hal-ichwalnja bebrapa orang termashoer dan hartawan besar). 1920. Batavia: Hoa Siang In Kiok, 3) Li Hoeng Chang (Lie Hong Tjiang). Ini riwajat ringkes dari staatsman Tionghoa: ada mengasi liat begimana pemandangannja orang Eropa pada ini bekas Radja. 1920, 4) Lie Kimhok: 1853—1912), 1958. Bandung: LD Good Lock (diterbitkan ulang dalam Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia. Jilid 5: Jakarta, 2002).